terpecahnya misteri kaca pemantul di bulan

Ilmuwan percaya bahwa
pasir bulan yang
dipanaskan matahari
menurunkan kinerja
susunan reflektor Apolo, dan ini menjelaskan
fenomena aneh yang
terjadi saat bulan
purnama. Penemuan ini mungkin
berimplikasi pada misi masa
depan ke bulan, termasuk
pendirian teleskop berbasis di
bulan.
Reflektor ditempatkan pada permukaan bulan selama misi
Apollo 11, 14, dan 15 serta misi
robot Lunakhord 1 dan 2 milik
Uni Soviet. Sejak 1969,
astronom menembakkan laser
pada reflektor ini untuk mengetahui berapa lama
foton itu akan memantul
kembali.
Dari 100 kuadilion foton yang
ditembakkan ke reflektor
tersebut, hanya satu yang kembali dan akan ada, apabila
awan dan partikel udara lain
tidak menghalangi laser
tersebut.
Kenyataan ini memberikan
data yang berharga termasuk konfirmasi bahwa bulan telah
berputar menjauh dari bumi
38 milimeter setiap tahunnya.
Tetapi selama 4 dekade
kebelakang, kondisi keras
pada penampakan bulan telah berdampak pada kinerjanya.
Awalnya, reflektor Lunakhod
25% lebih kuat dibandingkan
reflektor Apollo saat terbaik.
Namun sekarang, mereka 10
kali lebih buruk, bahkan Lunakhod 1 tidak merefleksi
apapun.
Tetapi misteri terbesar dari
penelitian adalah mengapa
refleksi turun berdasarkan
faktor dari 10 selama bulan purnama.
Dalam tulisan di website arXiv
dan jurnal Icarus, peneliti dari
University of California San
Diego Tom Murphy
mengatakan, bahwa material dalam reflektor tersebut telah
mengurangi efisiensi.
Kemungkinan pasir yang
menyebabkan degradasi
kualitas observasi, ujar Tom
Murphy

0 komentar: