pria yang kebal suhu dingin

Wim Hof tak pernah membutuhkan jaket
tebal atau mantel penghangat
saat memasuki lingkungan
bersalju. Pria 50 tahun asal
Belanda ini tak bisa
merasakan dingin, walau berada di lingkungan bersuhu
beku ekstrim. Seperti dikutip dari laman
ABC News, Hof menjadi
sorotan setelah menjajal
kemampuannya berjalan
sejauh 100 mil di Kutub Utara
hanya mengenakan celana pendek, pada 1999. Tiga tahun setelah itu, ia
mencatatkan diri di Guinness
World Record setelah berhasil
melewati waktu terpanjang
berenang di bawah balok es
Kutub Utara sejauh 80 meter. Ini dua kali panjang kolam
renang kelas olimpiade. Hof tidak pernah mengalami
serangan dingin atau
hipotermia, layaknya
manusia yang memasuki
suhu dingin esktrim. Selain
dua pengalaman 'gila' di atas, ia juga pernah mendaki
Mount Everest hanya
bercelana pendek. Aksi ini
jelas membuat banyak orang
ternganga di tengah
banyaknya orang meninggal akibat tak tahan melawan
suhu dingin di gunung es itu. Dokter tak mampu
mendiagnosis kondisi Hof.
Normalnya, ketika seseorang
terpapar suhu beku, tubuh
akan memasuki fase
'berjuang hidup'. Sirkulasi darah ke jemari, kaki, telinga,
dan hidung biasanya terhenti
demi mempertahankan aliran
darah ke organ-organ inti. Kondisi itu umumnya tak bisa
dibiarkan terlalu lama. Jika
suhu tubuh tak segera
normal, seseorang jelas akan
mengalami hipotermia. Dan
ketika itu terjadi, bisa dipastikan ia akan meninggal
dalam hitungan menit.
Namun nyatanya, Hof
mampu melewati semua
kondisi kritis itu tanpa
kendala. Hof tak pernah mengalami
gangguan kesehatan usai
menjalani berbagai aksi 'gila'
itu. Semua organ tubuhnya
tetap berfungsi normal.
"Semua ini masih menjadi misteri di dunia medis.
Sejumlah sokter masih
bekerja keras untuk
menjelaskan diagnosisnya,"
kata Dr Ken Kamler, yang
memeriksa kesehatan Hof usai aksi bertahan hidup lebih
satu jam di dalam timbunan
es.

0 komentar: